Halaman

Selasa, 26 Juli 2016

Manajemen Risiko Keuangan

MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
Pengertian Risiko Keuangan
Risiko keuangan adalah melihat sejauh mana perusahaan dapat bergantung dengan pembiayaan external untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan diwaktu sekarang dan dimasa yang akan datang. Resiko tersebut disebabkan oleh leverage neraca, transaksi off-balance sheet, kewajiban kontrak, jatuh tempo pembayaran utang, likuiditas, dan hal – hal yang dapat mengurangi fleksibilitas financial perusahan.
Tujuan Manajemen Risiko Keuangan
Tujuan utama manajemen resiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang akan terjadi pada perusahaan dari perubahan dalam harga mata uang, kredit, komoditas dan equitas. Terdapat resiko pasar yang lebih dikenal dengan resiko volatilitas. Selain resiko volatilitas, menurut akuntansi manajemen terdapat beberapa resiko lainnya yang mempengaruhi keadaan financial perusahaan yaitu: Resiko liquiditas, diskontinuitas pasar, resiko kredit, resiko regulasi, resiko pajak, resiko akuntansi.
Peranan Akuntansi
Akuntansi manajemen sangat berperan penting dalam proses risiko manajemen sehingga dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasi keseimbangan yang terkait dengan strategi respons risiko alternative, mengukur potensi yang dihadapi, mencatat produk lindung nilai tertentu dan mengevaluasi program lindung nilai.
Dengan adanya pemetaan resiko dapat bermanfaat untuk mengidentifikasi berbagai jenis resiko pasar. Risiko pasar mencakup risiko kurs valuta asing dan suku bunga, serta risiko harga komoditas dan ekuitas. Lalu peran lainnya yang ada dalam proses manajemen resiko meliputi proses kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan alternatif strategi respon risiko. Risiko kurs valuta asing merupakan bentuk salah satu risiko yang paling umum yang akan dihadapi perusahaan multinasional. Pada kurs mengambang, manajemen risiko mencakup: Antisipasi pergerakan kurs, pengukuran risiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan, perancangan strategi perlindungan yang memadai, dan pembuatan pengendalian manajemen risiko internal.
Potensi Risiko Transaksi
Potensi terhadap risiko valuta asing timbul apabila perubahan kurs valuta asing juga mengubah nilai aktiva bersih, laba, dan arus kas perusahaan. Pengukuran terhadap potensi risiko valuta asing berupa translasi dan transaksi yang terjadi.
Strategi Perlindungan, Sekali potensi risiko kurs yang dihadapi dapat diidentifikasikan, maka langkah berikutnya adalah merancang strategi lindung nilai dengan tujuan untuk meminimalkan atau menghilangkan potensi risiko tersebut. Berikut beberapa strategi :
a.  Lindung Nilai Neraca : Dapat mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan dengan menyesuaikan tingkatan dan nilai denominasi moneter aktiva dan kewajiban perusahaan yang terlihat.
b.   Lindung Nilai Operasional : Bentuk perlindungan risiko yang berfokus pada variabel variabel yang mempengaruhi pendapatan dan beban dalam mata uang asing.
c.  Lindung Nilai Struktural : Lindung nilai ini mencakup relokasi tempat manufaktur untuk mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan.
d.  Lindung Nilai Kontraktual : Untuk memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada para manajer dalam mengolah dan mengelola potensi risiko valuta asing yang dihadapi perusahaan.

Berdasarkan dari penjelasan diatas kebanyakan instrumen keuangan ini adalah derivative yaitu perjanjian kontraktual yang memberikan hak atau kewajiban khusus guna memperoleh nilai dan instrument keuangan yang didasari pada peristiwa yang bersifat kontijensi atau tidak terduga, dan bukan merupakan instrumen dasar seperti piutang, obligasi, dan modal saham, memenuhi definisi akuntansi konvensional untuk aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik. Lalu akuntansi untuk Produk Lindung Nilai adalah instrumen keuangan untuk meminimalkan, menghilangkan, atau setidaknya mengalihkan risiko pasar pada pihak lain. Produknya antara lain kontrak forward, future, swap, opsi, dan gabungan dari ketiganya.


Sumber: Choi D.S. Frederick & Meek K. Gary. 2005. Akuntansi Internasional, Edisi 6 Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

Sabtu, 19 Maret 2016

Akuntansi Komperatif

Inggris :

Negara Inggris adalah negara industrialisasi pertama yang ada dari beberapa tahun yang lalu dan merupakan negara pertama yang mengembangkan dan menyebarluaskan profesi akuntansi didunia seperti Australia, Kanada, Amerika Serikat, Hongkong, India, Kenya, New Zealand, Nigeria, Singapura, dan Afrika Selatan. Selain itu negara Inggris yang merumuskan konsep penyajian hasil dan posisi keuangan yang baik dan benar. Di negara Inggris memiliki 2 sumber dalam menetapkan standar akuntansi keuangan yaitu hukum perusahaan dan profesi akuntansi. Pada tahun 1970 dibentuk 6 badan akuntansi yang berkaitan dengan penetapan standar akuntansi, yaitu ICAEW, ICAI, ICAS, ACCA, CIMA, dan CIPFA. Lalu penentapan standar akuntansi atas prinsip akuntansi dikeluarkan oleh ICAEW dan dinamakan Komite Standar Akuntansi atau Accounting Standards Comitte (ASC). Beberapa waktu kemudian setelah ASC dibentuk, ASC mengeluarkan Pernyataan Praktek Akuntansi (SSAP). Pada tahun 1990 ASC berubah nama menjadi ASB. Lalu tidak lama kemudian ASB merumuskan Standar Pelaporan Keuangan untuk penetapan Standar Akuntansi. Kemudian seiring berjalannya waktu pada tahun 2005 ASB telah mengikuti dan menggunakan kebijakan Standar Akuntansi berdasarkan IFRS.

Usaha konvergensi antara praktek akuntansi di Inggris dan IFRS :

Beberapa aturan yang sama dengan IFRS adalah
1. Metode akuntansi penggabungan usaha (Merger) di Inggris dan IFRS sama-sama menggunakan metode pembelian.
2. Pencatatan investasi dalam perusahaan asosiasi yang dimiliki 20% - 50% di inggris  dengan menggunakan metode ekuitas, sama IFRS juga menggunakan metode ekuitas.
3. Penilaian asset di inggris menggunakan biaya historis dan nilai wajar (baik dan benar),  IFRS juga menggunakan metode biaya historis dan nilai wajar pada penilaian asset.
4. Penyusutan asset tetap berdasarkan manfaat ekonomik.
5. Di Inggris metode penyusutan yang diakui hanya FIFO dengan Average dan LIFO dilarang dalam penerapannya, menurut IFRS LIFO tidak diakui dan dilarang dalam penerapnnya.
6. Di Inggris memungkinkan kerugian yang diakrukan, begitu pula yang dilakukan IFRS.
7. Di Inggris lease keuangan dikapitalisasi, IFRS lease keuangan juga dikapitalisasi.
8. Menurut IFRS pajak tangguhan diakrukan, di negara Inggris pajak tangguhan juga diakrukan.

Beberapa aturan yang tidak mengikuti IFRS adalah
1. Goodwill yang timbul dari akuisisi di Inggris dikapitalisasi dan diamortisasi tapi menurut IFRS penyusutan dilakukan dengan dikapitalisasi dan di uji impairment (penurunan nilai pasar).
2. Di Inggris pencadangan perataan penghasilan diterapkan dan diakui, sedangkan menurut IFRS pencadangan perataan tidak diakui.

Indonesia :

Indonesia adalah negara kepulauan dengan beraneka ragam budaya dan kaya akan sumber daya alam. Dapat dikatakan bahwa negara Indonesia memiliki potens ekonomi yang besar. Untuk itu diperlukan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) untuk menjalankan kegiatan ekonomi dengan benar. SAK merupakan pedoman atau landasan yang digunakan oleh para akuntan untuk melakukan pembuatan laporan keuangan yang wajar. PSAK dibuat dan diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). IAI merupakan lembaga yang melakukan pengaturan akuntansi di Indonesia yang tertuang dalam SAK dan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Pada tahun 1995 IAI menjadi anggota IFRS dan diharuskan untuk menggunakan laporan keuangan yang berpedoman pada IFRS. Seiring berjalannya kondisi dan waktu di negara Indonesia pengaturan akuntansi sudah ada beberapa yang diterapkan menggunakan IFRS.

Usaha Konvergensi antara praktek akuntansi Indonesia dan IFRS :

Beberapa aturan yang sama dengan IFRS adalah
1. Pencatatan penanaman modal di Indonesia dalam perusahaan asosiasi dimiliki 20% - 50% dengan menggunakan metode ekuitas, menurut IFRS juga menggunakan metode ekuitas.
2. Di Indonesia melakukan penilaian asset dengan menggunakan metode nilai kewajaran dan biaya historis, berdasarkan IFRS penilaian asset menggunakan nilai kewajaran dan biaya historis.
3. Penyusutan asset tetap di Indonesia dengan menggunakan metode manfaat ekonomik, sedangkan menurut IFRS juga menggunakan metode manfaat ekonomik dalam melakukan penyusutan asset tetap.
4. Di Indonesia kemungkinan kerugian diakrukan, sedangkan menurut IFRS juga sama kemungkinan kerugian diakrukan.
5. Lease keuangan dikapitalisasi atau dijumlahkan menurut pencatatan di Indonesia dan IFRS.
6. Pajak tangguhan di Indonesia diakrukan, sedangkan menurut IFRS jauga diakrukan pajak tangguhannya.
7. Pencadangan untuk melakukan perataan penghasilan tidak digunakan menurut Indonesia dan IFRS.

Beberapa aturan yang tidak mengikuti IFRS adalah
1. Goodwill yang timbul dari akuisisi di Indonesia dikapitalisasi dan diamortisasi tapi menurut IFRS penyusutan dilakukan dengan dikapitalisasi dan di uji impairment (penurunan nilai pasar).
2. Di Indonesia metode akuntansi untuk penggabungan usaha (merger) dengan pembelian dan pooling (penyatuan kepentingan), sedangkan menurut IFRS berbeda dengan di Indonesia yaitu menggunakan metode pembelian.
3. Metode penilaian persediaan di Indonesia mengakui FIFO, LIFO dan Average, sedangkan menurut IFRS dilarang untuk menggunakan metode penilaian persediaan LIFO.

KESIMPULAN
Berdasarkan data fakta yang dikumpulkan bahwa praktek akuntansi di Indonesia dan di Inggris hanya menggunakan beberapa standar akuntansi keuangan berbasis IFRS.

Sumber Referensi :
Choi.D.S Frederick., Meek. K Gary, 2005, INTERNATIONAL ACCOUNTING, Buku 1, Edisi 5, Jakarta: Salemba Empat.

Senin, 21 Desember 2015

SKANDAL PRAKTEK EKSPOR-IMPOR MINYAK PETRAL GROUP


Petral adalah anak perushaan PT. Pertamina yang mempunyai tugas melakukan ekspor dan impor minyak. Banyak analis menyebutkan Petral adalah perusahaan sarang korupsi. praktek rent-seeking economy terjadi didalam anak perusahaan Pertamina ini. Berbagai kontroversi juga menyeruak terkait kehadiran Petral khususnya ketika dihubungkan dengan praktek mafia minyak dan gas di Indonesia.
Perusahaan ini disinyalir menjadi perpanjangan tangan pihak ketiga untuk masuk proses pengadaan minyak. Pihak ketiga inilah yang membocorkan informasi pengadaan minyak, memunculkan perhitungan harga, dan mengatur tender. Sebelum disampaikan ke peserta tender, si pembocor menyampaikannya dulu ke jaringan tersebut.
Hasil audit forensik KordaMentha, mengindikasikan secara faktual bahwa ada pertukaran informasi via e–mail dari para pegawai yang berkomunikasi dengan vendor, ketidakefisienan rantai suplai berupa mahalnya harga crude dan produk yang dipengaruhi kebijakan Petral dalam proses pengadaan, ada juga pengaturan tender MIGAS dan kelemahan pengendalian HPS, terjadi anomali dalam pengadaan minyak pada 2012-2014. Berdasarkan temuan lembaga auditor KordaMentha, jaringan mafia minyak dan gas (migas) menguasai kontrak suplai minyak senilai US$ 18 miliar atau sekitar Rp 250 triliun selama tiga tahun.
Dari hasil audit itu pula ditemukan semua pemasok minyak mentah dan bahan bakar minyak ke Pertamina melalui Petral pada periode tersebut ternyata berafiliasi dengan satu badan yang sama. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengungkapkan, badan itu kerap menggunakan perusahaan perantara (fronting traders) dan perusahaan minyak milik negara (national oil company/NOC) untuk mengeruk keuntungan. Akibat permainan ini, Pertamina tak memperoleh harga terbaik dalam pengadaan minyak. Diskon bagi Pertamina yang seharusnya bisa mencapai US$ 1,3 per barel menyusut menjadi cuma US$ 30 sen per barel.

Review Kasus Petral (Anak Perusahaan Pertamina)
1. Auditor :
    • Auditor asal Australia (KAP Kordamentha)
2. Jenis Audit :
    • Audit Forensik adalah audit yang dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan kemungkinan risiko terjadinya fraud atau kecurangan didalam maupun diluar sistem secara komprehensif.
3. Prosedur Audit Forensik yang dilakukan :
    • Identifikasi masalah : Auditor melakukan pemahaman awal terhadap kasus yang akan dibahas. Pemahaman tersebut untuk mempertajam analisa dan spesifikasi ruang lingkup sehingga audit bisa dilakukan secara tepat sasaran.
    • Pembicaraan dengan klien : Auditor akan melakukan pembahasan bersama klien terkait lingkup, kriteria, metodelogi audit, limitasi, dan jangka waktu. 
    • Pemeriksaan pendahuluan : Auditor melakukan pengumpulan data menggunakan 5W + 2H (Who, What, Where, When, Why, How, How much). Investigasi dilakukan apabila sudah terpenuhi 4 W + 1H.
    • Pengembangan rencana dan pemeriksaan : Auditor akan menyusun dokumentasi kasus yang dihadapi, tujuan audit, prosedur pelaksanaan audit, serta tugas individu dalam tim.
    • Pemeriksaan lanjutan : Auditor akan melakukan pengumpulan bukti serta melakukan analisa atasnya. Auditor akan menjalankan teknik auditnya guna mengidentifikasi secara meyakinkan adanya fraud dan pelaku fraud tersebut.
    • Penyusunan laporan : Pada tahap akhir, auditor akan melkaukan penyusunan laporan hasil audit forensic. Dalam lapora ini ada 3 poin yang harus diungkapkan antara lain : Kondisi : yaitu kondisi yang terjadi sebenarnya. Kriteria :standar patokan dalam pelaksanaan kegiatan.
    • Simpulan : berisi kesimpulan mencakup sebab fraud dan penjelasan kondisi fraud
4. Kesimpulan : 
    • Bahwa KAP Kordamentha telah melakukan audit dengan baik dan benar yang berisi Kordamentha telah melakukan proses audit tidak memihak kepada suatu kepentingan manapun hanya berdasarkan standar kompetensi profesionalnya sesuai dengan Aturan Etika Akuntan Publik no. 100 (Independensi, Integritas, Objektivitas) dan 201 (Standar umum)
5. Temuan Audit  :
    • Ketidakefisienan rantai suplai berupa mahalnya harga crude dan produk yang dipengaruhi kebijakan Petral dalam proses pengadaan.
    • Ada juga pengaturan tender MIGAS dan kelemahan pengendalian HPS.
    • Ada pertukaran informasi via e-mail dari para pegawai yang berkomunikasi dengan vendor.
    • Pegawai setingkat dengan manajer bekerjasama dengan pihak luar dan membuat harga minyak dan BBM  yang dibeli menjadi lebih mahal.
    • Adanya pihak ketiga (badan usaha) diluar bagian manajemen Petral dan Pertamina ikut campur dalam proses pengadaan dan jual beli minyak mentah maupun BBM, mulai dari mengatur tender dengan harga perhitungan sendiri, menggunakan instrument karyawan dan manajemen Petral saat melancarkan aksi. Akibatnya Petral dan Pertamina tidak mendapatkan harga yang optimal dan terbaik ketika melakukan pengadaan. Pihak ketiga (jaringan mafia) minyak dan gas (migas) menguasai kontrak suplai minyak senilai US$ 18 miliar atau sekitar Rp 250 triliun selama tiga tahun.
(Gatot, SS – UG, 4EB17)
Sumber :

Minggu, 29 Maret 2015

KERATON YOGYAKARTA




Keraton of yogyakarta is a place complex located in the city of yogyakarta. The place is the main seat sultan of yogyakarta nad his family in that. Culture of the center is contained a museum which display the artifacts.
Yogyakarta palace was built by price mangkubumi in 1755-1756, several month after the signing of the treaty of Giyanti between  prince Mangkubumi of yogyakarta, Hamengkubuwono of surakarta and Dutch east india company. A banyan forest was chosen as the site of the place between to rivers which were considered good protection from flooding.

On 20 june 1812, Stamford Raffles led a 1200 strong british to attack the walled royal city of yogyakarta. The Javanese although outnumber the invader, wasnot prepared for the attack and was taken back by the event. In one day the city of yogyakarta collapse. The event was the first time an attack has been carried out into a court in Java.

Mst of the places current from are built by Sultan Hamengkubuwono VIII who reign from 1921 to 1939. It suffered from an earthquake in 1876 and 2006, was subsequently rebuilt after the devastation.



This is my picture with family.. its so amazing inside the building so come and visit this place imidietly and try the taste ;)))

Jumat, 07 November 2014

Laporan keuangan

Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 
Laporan Keuangan merupakan produk perusahaan  yang merupakan jendela informasi bagi pihak-pihak diluar manajeman suatu perusahaan yang memungkinkan mereka untuk mengetahui kondisi suatu perusahaan pada suatu masa pelaporan.  Laporan keuangan merupakan hasil dari akhir proses akuntansi yang memberikan gambaran mengenai keadaan posisi keuangan, hasil uasaha, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan.  Fungsi lain dari laporan keuangan ada;ah media yang digunakan untuk menilai kondisi ekonomi dan prestasi manajeman. Laporan keungan pada dasarnya sumber informasi bagi investor sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi dipasar dan juga sebgaai sarana pertanggungjawaban manajeman atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus memadai agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan sehingga menghasilkan keputusan keputusan yang cermat dan akurat. Selain itu juga informasi tersebut harus berimbang dimana informasi yang disampaikan bukan hanya bersifat positif namun negatifnya terutama pada aspek risk management. Hal ini bertujuan untuk mengurangi disinformasi yang dapat merugikan pihak internal maupun pihak eksternal. Maka perusahaan diharapkan untuk dapat lebih transparan dalam mengungkapkan informasi keuangan perusahaanya sehingga dapat membantu para mengambil keputusan seperti investor, kreditur, dan pemakai informasi lainnya dalam mengatisipasi perubahan kondisi ekonomi.

1.2 Rumusan Masalah
1.      Bentuk-bentuk laporan keuangan ?
2.      Siapa saja yang membutuhkan laporan keuangan ?
3.      Fungsi laporan keuangan bagi perusahaan ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.      Memberikan gambaran mengenai laporan keuangan bagi pihak-pihak yang bersangkutan untuk pengambilan keputusan.
2.      Dapat menjadi landasan untuk menyusun laporan keuangan.




Bab 2
Pembahasan
2.1 Pengertian Laporan Keuangan
Menurut PSAK (2004) tujuan laporan keuangan utk tujuan umum adalah menyediakan informasi yg menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yg bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi serta menunjukkan kinerja yg telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yg dipercayakan kepadanya.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan meliputi:
1.      Aktiva
2.      Kewajiban
3.      Ekuitas
4.      Pendapatan dan Beban
5.      Arus Kas
Jadi , Laporan Keuangan atau yang disebut financial statement adalah laporan dalam sistem akuntansi dimana didalamnya terdapat informasi keuangan yang berupa aktiva, hutang, dan modal, serta memuat laba yang dihasilkan dan biaya yang dikeluarkan, serta perubahannya dalam kegiatan operasional.
2.2 Karakteristik Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:5-8), laporan keuangan yang berguna bagi pemakai informasi bahwa harus terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan.
1.      Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak  dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tesebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.
2.      Relevan
Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi  keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu. Peran informasi dalam peramalan (predictive) dan penegasan (confirmatory) berkaitan satu sama lain. Misalnya informasi struktur  dan besarnya aset yang dimiliki bermanfaat bagi pemakai ketika mereka berusaha meramalkan kemampuan perusahaan  dalam memanfaatkan peluang dan bereaksi terhadap situasi yang merugikan. Informasi yang sama juga berperan dalam memberikan penegasan (confirmatory role) terhadap prediksi yang lalu, misalnya tentang bagaimana struktur keuangan perusahaan diharapkan tersusun atau tentang hasil dari operasi yang direncanakan. Informasi posisi keuangan dan kinerja di masa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai, seperti pembayaran dividen dan upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan  untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Untuk memiliki nilai prediktif, informasi tidak perlu harus dalam bentuk ramalan eksplisit. Namun demikian, kemampuan laporan keuangan untuk membuat prediksi dapat ditingkatkan dengan penampilan informasi tentang transaksi dan peristiwa masa lalu. Misalnya nilai prediktif laporan laba-rugi dapat ditingkatkan kalau akun-akun penghasilan atau badan yang tidak biasa, abnormal dan jarang terjadi diungkapkan secara terpisah.

3.      Keandalan
Informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, material, dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Informasi mungkin relevan  tetapi jika hakekat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan. Misalnya jika tindakan hukum masih dipersengkatakan, mungkin tidak tepat bagi perusahaan untuk mengakui jumlah seluruh tuntutan tersebut dalam neraca, meskipun mungkin tepat untuk mengungkapkan jumlah serta keadaan dari tuntutan tersebut.
a)      Penyajian jujur
Informasi harus digambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan. Jadi misalnya, neraca harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya dalam bentuk aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan pada tanggal pelaporan yang memenuhi kriteria pengakuan.
b)      Substansi mengungguli bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya.
c)      Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berlawanan.
d)     Pertimbangan sehat
Penyusunan laporan keuangan ada kalanya menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu, seperti ketertagihan piutang yang diragukan, perkiraan masa manfaat prabrik serta peralatan, dan tuntutan atas jaminan garansi yang mungkin timbul. Ketidakpastian semacam itu diakui dengan mengungkapkan hakekat serta tingkatnya dan dengan menggunakan pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan. Pertimbangan mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu rendah. Namun demikian, penggunaan pertimbangan sehat tidak diperkenankan, misalnya pembentukan cadangan tersembunyi atau penyisihan berlebihan dan sengaja menetapkan aset atau penghasilan yang lebih rendah atau pencatatan kewajiban atau beban yang lebih tinggi, sehingga laporan keuangan  menjadi tak netral, dan karena itu tidak memiliki kualitas andal.
e)      Kelengkapan
Informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan beban. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi relevansinya.
4.      Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antara periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus  dapat memperbandingkan laporan keuangan antara perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan  penyajian dampak keuangan, transaksi,  dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perushaan bersangkutan, antar periode perusahaan  yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.



2.3 Berdasarkan PSAK / Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan menyebutkan lima jenis laporan keuangan :
1.      Laporan Laba-Rugi
Digunakan untuk mengetahui apakah perusahaan mengalami keuntungan atau kerugian dalam periode tertentu.


Pada umunya pos-pos yang harus ada dalam laporan rugi-laba perusahaan adalah:
1.       Pendapatan
2.       Beban-beban
3.       Pendapatan lain
4.       Beban diluar usaha

Bentuk laporan rugi-laba dapat dibuat dengan 2 cara, yakni:
Single Step (cara langsung), cara ini biasanya digunakan untuk perusahaan jasa
http://mindsetbisnisonline.com/wp-content/uploads/2011/03/laporan-rugi-laba.jpg
Multiple Step (cara bertahap), cara ini dipakai dalam perusahaan dagang dan industri.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiawiMsJmBj25YAbuUaeD0MEBBFw2lQJGWF4ZJJMiYjetlrbbV2QaIx-yPiks3RW5weFt6UT-W2QwgKZrkD4SYCTHzgLU0efMqYXEoWAQAh9_Pn1uvwkMfnAMt5_cx16ATQTGZ-ZPChFuY/s1600/lap2.bmp
2.      Laporan perubahan modal
Digunakan untuk mengetahui apakah modal perusahaan bertambah atau berkurang dalam satu periode tertentu.
http://118.96.137.51:888/bahanajar/e_books/modul_online/ekonomi/MO_33/images/akt102_12.gif
3.      Neraca
Digunakan untuk mengetahui jumlah harta,utang dan modal perusahaan dalam satu periode tertentu. Neraca terdiri dari
·         Aktiva
    Aktiva terdiri dari:
1)      Aktiva lancar terdiri dari Kas (Cash on hand dan cash in bank), Wesel tagih, Beban yang dibayarkan di muka, pendapatan yang diterima, dan pos lain sebagainya yang cair kurang dari 1 tahun.
2)      Aktiva tetap terdiri peralatan, mesin, bangunan, tanah, dan pos lain yang cair lebih dari 1 tahun.
3)      Aktiva tak berwujud terdiri dari hak paten dan hak cipta.
4)      Investasi terdiri dari penyertaan dalam bentuk saham, obligasi, dan surat berharga lainnya.

·         Kewajiban (Hutang / Pasiva)
Kewajiban terdiri dari:
1)      Hutang lancar yang terdiri hutang dagang, uang muka, beban yang dibayarkan, hutang karena pembelian aktiva tetap, dan hutang yang harus dibayarkan dalam jangka 1 tahun.
2)      Hutang jangka panjang terdiri dari obligasi dan hipotik.

·         Modal
Modal merupakan hak pemilik dalam perusahaan yang berupa Investasi dari pemilik dan hasil usaha perusahaan. Modal akan berkurang terutama karena adanya penarikan kembali penyertaan pemilik, pembagian dividend an adanya kerugian yang diderita.

Bentuk neraca dapat dibuat dengan 2 cara, yakni berbentuk Staffel (Report Form) dan bentuk T atau sebelah menyebelah (Account Form).
http://medianyawirat.files.wordpress.com/2010/12/n1.jpg














4.      Laporan Arus Kas
Digunakan untuk mengetahui berapa pertambahan ataupun pengurangan kas perusahaan dalam satu periode tertentu.
https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR2yG2x_quaah9g3e97K9nnJZ7IcaCLgweeh5pGI3J64G4JpNkI


5.      Catatan atas laporan keuangan
Digunakan untuk menjelaskan secara rinci atau detail mengenai keadaan perusahaan Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan pendaptan komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas.

Sedangkan menurut PSAK No. 1 (Revisi 2009) yang disahkan pada tanggal 15 Desember 2009 dan mulai yang efektif berlaku untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011, laporan keuangan yang lengkap harus meliputi komponen-komponen berikut ini :

1.      Laporan posisi keuangan pada akhir periode
2.      Laporan laba rugi komprehensif selama periode
3.      Laporan perubahan ekuitas selama periode
4.      Laporan arus kas selama periode
5.      Catatan atas laporan keungan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain
6.      Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika etintas menerapkan suatu kebijakan akuntansi
                         


2.4 Penggunaan Laporan Keuangan dan Tujuan Penggunaannya
·         Investor
Penanam modal dan penasihat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
·         Karyawan
Karyawan dan kelompok yang mewakili merekatertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan, juga tertarik dengan informasi untuk~ menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan pasca kerja dan kesempatan kerja.
·         Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjamari serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
·         Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang kewajibannya akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usah berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utam rnereka bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
·         Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau bergantung pada perusahaan.
·         Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumberdaya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar menyusun statistik pendapatan nasional dan statisti lainnya
·         Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat daiam berbagai cara. Misalnya: perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan dan rangkaian aktivitasnya.


2.5 Keterbatasan Laporan Keuangan
Menurut Munawir (2010:9), keterbatasan laporan keuangan antara lain:
1)      Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang final.

2)      Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah.
3)       Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu dimana daya beli (purchasing power) uang tersebut menurun, dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan tersebut disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin juga diikuti kenaikan harga-harga.

4)      Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan suatu uang.













Bab 3
Penutupan
3.1 Kesimpulan
Jadi , Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang memberikan gambaran tentang keadaan posisi keuangan, hasil usaha, serta perubahan dalam posisi keuangan suatu perusahaan dalam pengambilan keputusan ekonomi.
3.2 Saran 
Untuk membuat suatu laporan keuangan yang akurat dan efektif  harus memiliki 7 syarat yaitu Relevan, Dapat Dimengerti, Dapat diuji kebenarannya dan memakai norma ukuran yang seragam, Netral, Tepat waktu, Dapat diperbandingkan, Lengkap.
Apabila syarat tersebut tidak ada maka suatu laporan keuangan itu tidak akan bermanfaat


















Daftar Pustaka
Kunnichiwa ,Ryano Azumi.(2013,31 january). Laporan Keuangan Akuntansi. http://ikubarunovryan.blogspot.com/2013/01/laporan-keuangan-dalam-akuntansi.html (diakses 2014, oktober 1)
Jusuf, Al Haryono; Dasar-dasar akuntansi, 2009. Jilid 1, edisi 6, Yogyakarta : STIE YKPN